Pada zaman dahulu, pulau jawa adalah sebuah dataran luas yang masih di kelilingi oleh hutan belantara yang lebat. Berbagai macam binatang buas menjadi penghuni dan predator yang dominan. Mereka memangsa apa saja yang lebih lemah mengikuti naluri hewani mereka. Dan manusia penghuni tanah jawa yang kala itu masih sedikit, tak lepas dari ancaman mereka.
Manusia di kala itu harus berjuang keras untuk bertahan hidup. Mereka harus membuka hutan menempuh bahaya untuk membuat lahan pertanian agar tak kelaparan. Belum lagi resiko ancaman binatang buas seperti singa, harimau, serigala, beruang, macan kumbang, dan hewan-hewan buas lainya yang selalu mengintai. Jika tak berhati-hati dan lengah, maka nyawa menjadi taruhan.
Kala itu tersebutlah sebuah desa kecil yang sangat makmur. Tanahnya yang subur, membuat hasil panen selalu melimpah dan tak kekurangan pangan. Pada suatu hari, tersebutlah seorang petani yang bernama pak karsa ingin pergi ke ladang untuk melihat tanaman padinya. Maklum, padi yang menguning dan sudah hampir siap di panen memang sangat rawan di rusak oleh kawanan babi hutan. Jadi tiap hari harus di jaga hingga tiba masa panen.
Waktu tengah asik memperbaiki pagar yang mengelilingi sawahnya, tiba-tiba pak karsa mendengar sesuatu. Diapun mencari-cari asal dari mana suara tersebut. Dan ahirnya dia pun di buat kaget, karena ternyata itu adalah suara 3 ekor anak harimau. Sepertinya ketiga anak harimau tersebut terjebak di dalam lubang yang dalam dan tak bisa keluar. Hingga mereka hanya bisa meraung-raung lemah berusaha mencari induknya.
Rasa takut menyelimuti pak karsa. Karena dia tahu bahaya apa yang akan mengancamnya jika sampai induk harimau tiba. Ingin sekali dia berlari dan meninggalkan ke tiga anak harimau itu di dalam lubang. Tapi baru beberapa langkah dia berjalan, tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya. Dan tiba-tiba fikiran pak karsa teringat pada nasib 3 anak harimau itu. Jika terus di biarkan, maka mereka bisa mati tenggelam dalam lubang yang akan di penuhi air hujan.
Manusia di kala itu harus berjuang keras untuk bertahan hidup. Mereka harus membuka hutan menempuh bahaya untuk membuat lahan pertanian agar tak kelaparan. Belum lagi resiko ancaman binatang buas seperti singa, harimau, serigala, beruang, macan kumbang, dan hewan-hewan buas lainya yang selalu mengintai. Jika tak berhati-hati dan lengah, maka nyawa menjadi taruhan.
Kala itu tersebutlah sebuah desa kecil yang sangat makmur. Tanahnya yang subur, membuat hasil panen selalu melimpah dan tak kekurangan pangan. Pada suatu hari, tersebutlah seorang petani yang bernama pak karsa ingin pergi ke ladang untuk melihat tanaman padinya. Maklum, padi yang menguning dan sudah hampir siap di panen memang sangat rawan di rusak oleh kawanan babi hutan. Jadi tiap hari harus di jaga hingga tiba masa panen.
Waktu tengah asik memperbaiki pagar yang mengelilingi sawahnya, tiba-tiba pak karsa mendengar sesuatu. Diapun mencari-cari asal dari mana suara tersebut. Dan ahirnya dia pun di buat kaget, karena ternyata itu adalah suara 3 ekor anak harimau. Sepertinya ketiga anak harimau tersebut terjebak di dalam lubang yang dalam dan tak bisa keluar. Hingga mereka hanya bisa meraung-raung lemah berusaha mencari induknya.
Rasa takut menyelimuti pak karsa. Karena dia tahu bahaya apa yang akan mengancamnya jika sampai induk harimau tiba. Ingin sekali dia berlari dan meninggalkan ke tiga anak harimau itu di dalam lubang. Tapi baru beberapa langkah dia berjalan, tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya. Dan tiba-tiba fikiran pak karsa teringat pada nasib 3 anak harimau itu. Jika terus di biarkan, maka mereka bisa mati tenggelam dalam lubang yang akan di penuhi air hujan.
Akhirnya, pak karsa mengikuti kata hatinya. Rasa ibanya pada sesama mahluk hidup mendorongnya untuk kembali. Dia memberanikan diri mengambil semua resiko dan kemungkinan yang menantinya demi menyelamatkan 3 anak harimau itu.
"Perbuatan baik, pasti akan mendapat balasan yang baik pula". Kata pak karsa dalam hati untuk menghilangkan rasa ragunya. Pak karsapun terjun ke dalam lubang dan mengeluarkan anak harimau satu persatu. Petani yang ikhlas ini dengan sangat hati-hati mengangkat anak harimau itu dan meletakanya di pinggir lubang. Hingga akhirnya dia mengeluarkan anak harimau yang ke tiga.
Tapi ketika anak harimau terahir telah di keluarkanya, tiba-tiba pak karsa mendengar suara auman yang sangat keras. Di lihatnya induk harimau telah berada di pinggir lubang itu, sedang pak karsa masih ada di dalam lubang.
Tentu saja petani yang baik hati itu di buat terkejut. Wajahnya pucat pasi karena menahan rasa takut yang teramat sangat. Hal tersebut dapat di maklumi. Karena posisi pak karsa tersudut dalam lubang tanpa bisa lari kemana-mana.
Akhirnya, pak karsa pun pasrah pada nasib. Dia sudah siap menerima nasib apapun yang akan menimpanya. Tapi pak karsa berkata pada harimau itu..
"Hai harimau.. Aku tak bermaksut jahat. Aku hanya berusaha menolong anak mu agar tak tenggelam dalam lubang ini. Lalu, apakah kau akan membalas niat baik ku dengan memakan ku?". Tanya pak karsa.
Mendengar kata-kata pak karsa, harimau itu hanya terdiam. Dia menatap pak karsa seolah memiliki arti lain. Tak lama kemudian, harimau itu membawa anaknya pergi meninggalkan pak karsa tanpa melukainya. Konon kabarnya, harimau dan petani itu menjadi sahabat baik. Bahkan harimau itu sering menemani pak karsa di sawah untuk menjaganya dari serangan hewan-hewan buas di hutan. Bahkan harimau itu juga membantu menjaga sawah pak karsa dari gangguang gerombolan babi hutan sebagai balas budi telah menyelamatkan nyawa anak-anaknya.
Nah para pembaca yang budiman. Dari kisah di atas banyak pelajaran yang dapat kita petik. Jika seekor hewan buas seperti harimau saja tau caranya membalas budi, apa lagi kita yang hidup sebagai manusia? Harusnya kita bisa lebih baik lagi. Karena tiap perbuatan baik, pasti akan mendapat balasan yang baik pula.
"Perbuatan baik, pasti akan mendapat balasan yang baik pula". Kata pak karsa dalam hati untuk menghilangkan rasa ragunya. Pak karsapun terjun ke dalam lubang dan mengeluarkan anak harimau satu persatu. Petani yang ikhlas ini dengan sangat hati-hati mengangkat anak harimau itu dan meletakanya di pinggir lubang. Hingga akhirnya dia mengeluarkan anak harimau yang ke tiga.
Tapi ketika anak harimau terahir telah di keluarkanya, tiba-tiba pak karsa mendengar suara auman yang sangat keras. Di lihatnya induk harimau telah berada di pinggir lubang itu, sedang pak karsa masih ada di dalam lubang.
Tentu saja petani yang baik hati itu di buat terkejut. Wajahnya pucat pasi karena menahan rasa takut yang teramat sangat. Hal tersebut dapat di maklumi. Karena posisi pak karsa tersudut dalam lubang tanpa bisa lari kemana-mana.
Akhirnya, pak karsa pun pasrah pada nasib. Dia sudah siap menerima nasib apapun yang akan menimpanya. Tapi pak karsa berkata pada harimau itu..
"Hai harimau.. Aku tak bermaksut jahat. Aku hanya berusaha menolong anak mu agar tak tenggelam dalam lubang ini. Lalu, apakah kau akan membalas niat baik ku dengan memakan ku?". Tanya pak karsa.
Mendengar kata-kata pak karsa, harimau itu hanya terdiam. Dia menatap pak karsa seolah memiliki arti lain. Tak lama kemudian, harimau itu membawa anaknya pergi meninggalkan pak karsa tanpa melukainya. Konon kabarnya, harimau dan petani itu menjadi sahabat baik. Bahkan harimau itu sering menemani pak karsa di sawah untuk menjaganya dari serangan hewan-hewan buas di hutan. Bahkan harimau itu juga membantu menjaga sawah pak karsa dari gangguang gerombolan babi hutan sebagai balas budi telah menyelamatkan nyawa anak-anaknya.
TAMAT
Nah para pembaca yang budiman. Dari kisah di atas banyak pelajaran yang dapat kita petik. Jika seekor hewan buas seperti harimau saja tau caranya membalas budi, apa lagi kita yang hidup sebagai manusia? Harusnya kita bisa lebih baik lagi. Karena tiap perbuatan baik, pasti akan mendapat balasan yang baik pula.
0 Komentar untuk "Anak Harimau dan Petani - Dongeng Anak"